Dinas Kesehatan Provinsi Bali (Dinkes) menjelaskan, ada empat subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5. Keempat kasus tersebut ditemukan dalam kegiatan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang berlangsung pada 23-28 Mei 2022 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
Bahkan, ditemukan empat kasus. Kasus yang sebenarnya kami kirimkan adalah saat peserta delegasi GPDRR datang ke Nusa Dua, Bali,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom saat berbicara, Jumat (10/6) malam.
Sedangkan empat orang tersebut adalah satu warga negara Indonesia (WNI) dan tiga warga negara asing (WNA). Bagi yang WNI, statusnya adalah Panitia di GPDRR Jakarta. Tiga orang lainnya adalah warga negara asing (WNA) dan peserta GPDRR di Bali yang berasal dari Amerika, Brazil dan Mauritius.
“Salah satu panitianya dari Jakarta dan tiga orangnya orang asing. Waktu itu (mereka) dikontrol di bandara karena kami tidak bisa kemudian (varian baru) dan hasil PCR hotel positif dan kami sotrant kami kirim positif ke Kementerian Kesehatan pada 26 Mei 2022 dan lagi setelah itu. virus dicari, dan ternyata empat orang menemukan varian baru,” katanya.
Namun, hasilnya baru dipublikasikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 9 Juni 2022 dan mengandung subvarian omicron, hanya satu orang BA.4 dan tiga orang BA.5.
Ia juga menyebutkan, setelah mereka dinyatakan positif Covid-19, mereka tidak mengikuti kegiatan dan dikarantina di hotel selama lima hari. Mereka kemudian diperiksa kembali dan dinyatakan negatif Covid-19 dan langsung dipulangkan.
Mereka dikarantina selama lima hari. Mereka telah pulih ketika diuji lagi. Jika mereka positif, mereka tidak bisa pulang. Mereka tidak diperbolehkan datang karena acara berlangsung selama lima hari dan diperiksa pada 25 Mei dan 26 Mei. Ternyata (mereka) tidak ada. Acaranya selesai, dicek lagi, negatif ya dia kembali ke negaranya,” katanya.
Seperti diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia telah mengidentifikasi empat kasus mutasi Omikron varian SARS-CoV-2, yaitu subvarian BA.4 dan BA.5. Ia mengatakan, keempat kasus tersebut pertama kali dilaporkan di Bali.
Ternyata di Bali kemarin di Indonesia ada empat orang yang terkena (subvarian) BA.4 dan BA.5,” kata Budi, Jumat (6/10).